Senin, 10 Maret 2014

Pemilu sebagai Penentu masa depan bangsa



Tuhan tak akan mengubah nasib suatu kaum (bangsa) apabila kaum (bangsa) itu sendiri tidak mau berusaha mengubahnya. Mestinya kita semua memahami maksud dari firman Tuhan itu. Sehingga kita sepakat untuk melakukan perubahan dengan mengupayakan terjadinya perubahan itu. Dengan apa? Salah satunya adalah dengan mengikuti pemilihan umum yang bakal digelar pada tanggal 9 April 2014. Kita harus memilih yang ‘agak bisa dipercaya’ di antara partai-partai politik yang kita anggap tak bisa dipercaya, yang ikut dalam pemilu nanti. Atau ikuti saja kata hati kecil kita. 

Sikap meyakini rasa tidak percaya pada partai politik tertentu, atau bahkan semua partai politik, yang ikut dalam pemilu nanti, bisa jadi merupakan kekeliruan yang fatal. Sebab, rasa tak percaya itu boleh jadi berasal dari kampanye-kampanye hitam yang dilakukan oleh partai besar, atau yang punya dana besar, atau barangkali yang sedang berkuasa, untuk menghancurkan kepercayaan kita sebagai pemilih pada peserta pemilu, sehingga kita memutuskan untuk menjadi golput atau tidak memilih. Dan jika itu terjadi, maka partai besar atau partai yang sedang berkuasa akan kembali menang. Jadi, bagaimana mungkin kita bisa berharap akan terjadinya perubahan?

Keputusan kita untuk golput atau tidak memilih adalah keputusan yang sangat diinginkan oleh partai besar atau partai yang lagi berkuasa, supaya bisa menang. Padahal, siapa tahu, di antara partai-partai kecil yang juga tak kita percayai itu, memiliki tokoh-tokoh yang justru jujur dan berkeinginan membuat perubahan pada kondisi negara kita, yang akhirnya tidak bisa mewujudkan tujuannya karena tak kita beri kesempatan dengan tidak memilihnya. Salah siapa?

Jadi, mari, Bangsa Indonesia, kita ikuti pemilihan umum 2014 dengan tekad untuk membuat perubahan. Ikuti apa kata hati nurani kita dalam memilih. Percaya pada kampanye boleh-boleh saja, namun jangan lengah atau kurang pikir. Semua partai pasti akan menjanjikan perubahan, perbaikan, tapi perhatikan cara-caranya dalam berkampanye. Kalau dengan menggunakan segala cara, itu indikasi yang tidak baik.

Maka, sudah waktunya kita menjadi cerdas dan dewasa sebagai bangsa. Iming-iming uang yang mereka berikan kepada kita agar memilihnya, bisa jadi, amat tak sebanding dengan jumlah uang yang akan mereka rampok dari kita lewat korupsi, dan kebijakan-kebijakan yang tak berpihak pada kepentingan kita. Jadi, terima saja uang mereka, tapi jangan pilih mereka
.
Terutama kalangan generasi muda yang pemilih pemula, ayo, ikut memilih. Jangan mau dibodohi oleh ajakan-ajakan untuk menjadi golput, kecuali kalau ingin tetap hidup sulit atau bahkan semakin sulit. Pilih partai atau calon-calon wakil yang kita percayai. Beri mereka kesempatan untuk membuktikan niatnya. Mudah-mudahan saja mereka memang punya niat baik, untuk membuat perubahan bagi kehidupan bangsa kita.

Sumber  : http://www.tnol.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar